Penrem 044/Gapo, 28 Juni 2019
Komandan Kodim 0406/Mura Letkol Inf M. A’an Setiawan, S.Sos, M.I.Pol. mewakili Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Arh Sonny Septiono menghadiri rapat lanjutan penyelesaian masalah pemanfaatan air pada Daerah Irigasi (DI) Kelingi Tugumulyo Kab. Mura dan Kota Lubuklinggau bertempat di Gedung Admani Wedana Markas Polres Musirawas.
Rapat yang digelar pada Kamis (27/6/2019) siang tersebut juga dihadiri oleh Kapolres Musirawas yang diwakili Kabagren AKP Bawon Sindur, Direktur Irigasi dan Rawa Sumatera VIII Bpk. Mochamad Mazid, S.Tp., S.Pi., Kepala BBWSS Bpk. Bery Prayitna, Kasi Gakum Kejari Lubuklinggau, Asisten II Kab. Mura dan perwakilan petani kolam maupun petani sawah.

Dalam kesempatan tersebut, Dandim 0406/Mura memyampaikan apresiasi kepada Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII karena sudah memiliki inisiatif yang luar biasa serta kepedulian terkait penanganan permasalahan pemanfaatan air DI Kelingi dengan bijak dan tepat. “Keberadaan kolam yang ada di wilayah Mura dan Lubuklinggau ada 200 lebih namun yang memiliki izin hanya 8 buah, hingga saat ini masih ada toleransi. Jadi kepada petani kolam jangan menambah permasalahan dalam pemanfaatan air irigasi yang membuat petugas baik Polres ataupun Dinas PU Pengairan mengambil tindakan”, terangnya.
Petugas penjaga pintu air disepanjang saluran irigasi, tambah Dandim, harus tepat dalam pengaturan pemanfaatan air. “Karena memiliki tingkat resiko yang sama, harus mendapat perhatian”, pinta Dandim.
Kepala Kepala BBWSS Bpk. Bery Prayitna mengatakan, mengenai kewenangan air dan irigasi berdasarkan luas yang ada untuk di Lubuklinggau dan Mura masih dibawah kendali Balai Besar, terkait hal tersebut maka sesuai tujuan dan fungsi serta melihat kepentingan masyarakat yang membutuhkan air harus dilakukan penanganan secara serius dan sungguh sungguh.

“Bangunan Bendung Watervang yang dibangun oleh Belanda sekitar Tahun 1941 tentu secara usia sudah sangat tua, untuk mengaliri areal pertanian sekitar 10 ribu hektar tentu sudah perlu adanya suplai subsidi tenaga maka kita bersama sama harus mencari solusi yang baik dan tepat”, terang Beny.
Permasalahan pemanfaatan air antara petani kolam dan petani sawah, lanjut Kepala BBWSS, harus dilihat posisinya. “Apakah berada di saluran primer, skunder ataupun tersier. Karena hal ini dapat mempengaruhi debit air di jalur irigasi Bendung Kelingi Tugumulyo”, urainya.
Sementara itu, perwakilan petani Sdr. Suripto dan Sdr. Suwarsono meminta para petugas penjaga pintu air untuk mempermudah kordinasi apabila terjadi hujan dan apabila petani butuh air, selama ini petugas penjaga pintu air susah dicari kalaupun ada tidak berani membuka jika air dibutuhkan petani. “Mohon ditertibkan tentang pengaturan aliran air di saluran irigasi jangan pilih kasih dan aksi premanisme di dalamnya. Selama ini petani padi sangat susah mendapatkan air dan harus mendapatkan pengawalan dari Babinsa jika akan membuka pintu air”, tuturnya.

Leave a Reply